Apakah Jilbabku Jilbab Syar’i?
Saudariku
yang baik hati, yang cantik, yang manis...
Subhanallah jilbab itu
adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul. Jilbab itu ‘iffah (kemuliaan).
Jilbab itu kesucian. Jilbab itu pelindung. Jilbab itu taqwa. Jilbab itu
iman. Jilbab itu haya’ (rasa malu). Jilbab itu ghirah (perasaan
cemburu). Tak kan ada rasa sesal maupun kecewa sedikit pun memakai
jilbab ini. Kesetiaan pada jilbablah yang harus dilekatkan di hati.
Allah berfirman:
‘’….. Barang
siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke
dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka
kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. An-Nisa ayat
13)
Wahai para muslimah jika kita
mentaati perintah Allah dan rasul maka kelak akan mendapatkan syurga
Allah SWT. Ayat di atas dikutip dari surah an-Nisa yang berarti wanita,
perhatikanlah dalam al-Quran tertera surah wanita sedang surah lelaki
tidak ada, ini bertanda bahwa wanita bisa mempunyai peran penting dalam
menempuh kehidupan dan kemajuan Islam tetapi wanita bisa juga menjadi
sumber fitnah terbesar jika tidak mentaati kaidah-kaidah Allah dan
Rasul-Nya.
Hijab
dan Jilbab adalah masalah Fiqih (Syari’ah), Keempat Mazhab yang
terkenal seperti Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dan semua
ahli Fiqih dan Syariat Islam sependapat bahwa aurat perempuan adalah
semua badannya kecuali Muka dan Telapak tangan.
Seorang
muslimah akan selalu ingin menjadi tampil menarik di hadapan manusia
akan tetapi penampilan yang paling menarik dari semua penampilan adalah
penampilan yang sesuai syariat Allah sang pengasih dan penyayang
hambanya dengan memerintahkan memakai jilbab sebagai penyempurna
kewajiban sebagai seorang muslimah yang sudah baligh, hal ini adalah
bentuk kasih sayang kepada hambanya khususnya wanita, yakinlah bahwa
Allah mengatur semua ini hanya untuk kepada saudariku-saudariku.
Syarat-syarat pakaian penutup
aurat wanita pada dasarnya seluruh bahan, model, dan bentuk pakaian
boleh dipakai, asalkan memenuhi syarat-syarat berikut.
1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
2. Tidak tipis dan transparan. (Sesuai hadits di atas)
3. Longgar dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh (tidak ketat).
4. Bukan pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian laki-laki.
Renungan buat Muslimah yang belum ingin menutup auratnya dengan Hijab
Beralasan belum siap berjilbab karena yang penting hatinya dulu diperbaiki?
Kami jawab, ”Hati
juga mesti baik. Lahiriyah pun demikian. Karena iman itu mencakup
amalan hati, perkataan dan perbuatan. Hanya pemahaman keliru yang
menganggap iman itu cukup dengan amalan hati ditambah perkataan lisan
tanpa mesti ditambah amalan lahiriyah. Iman butuh realisasi dalam
tindakan dan amalan”
Beralasan belum siap berjilbab karena mengenakannya begitu gerah dan panas?
Kami jawab, ”Lebih mending mana, panas di dunia karena melakukan ketaatan ataukah panas di neraka karena durhaka?” Coba direnungkan!
Beralasan lagi karena saat ini belum siap berjilbab?
Kami jawab, ”Jika
tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi?
Apa jika sudah keriput dan rambut ubanan? Inilah was-was dari setan
supaya kita menunda amalan baik. Mengapa mesti menunda berhijab? Dan
kita tidak tahu besok kita masih di dunia ini ataukah sudah di alam
barzakh, bahkan kita tidak tahu keadaan kita sejam atau semenit
mendatang. So … jangan menunda-nunda beramal baik. Jangan menunda-nunda
untuk berjilbab.”
Perkataan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut seharusnya menjadi renungan:
“Jika
engkau berada di waktu sore, maka janganlah menunggu pagi. Jika engkau
berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa
sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang
matimu.” (HR. Bukhari no. 6416). Hadits ini menunjukkan dorongan
untuk menjadikan kematian seperti berada di hadapan kita sehingga
bayangan tersebut menjadikan kita bersiap-siap dengan amalan shalih.
Subhanallah…
Masihkah
kamu ragu wahai Ukhti fillah untuk menutup kemolekan tubuhmu dengan
hijab? masihkah? Ingatlah, sesungguhnya api neraka akan membakar tubuh
yang kau sajikan untuk lelaki hidung belang, kau bisa beralasan ini dan
itu, Demi Allah, sesungguhnya, kita tak akan mampu menebak kapan nyawa
ini akan diambil oleh Malaikat Maut! Innalillahi waa inna ialaihi
rojiun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar